Seri Psikologi Karate
Tekanan Mental saat pertandingan Kumite |
Pada
saat kita mulai menghadapi lawan pada suatu pertarungan di jalanan atau di pertandingan Kumite tentu
kita dihadapkan pada suatu kondisi mental
yang tidak kita inginkan yang terjadi pada diri kita. Kondisi mental
tersebut dapat berupa rasa takut, rasa cemas, grogi, rasa diremehkan, rasa
harga diri yang diinjak-injak, sehingga memancing emosi kita untuk mengeluarkannya secara berlebihan dan
membabi buta. Tentunya emosi yang membabi buta tanpa adanya control diri pada
akhirnya dapat dipastikan akan merugikan diri
sendiri alias dapat berujung pada
kekalahan kita sendiri. Tidak peduli
seberapa keras dan banyak latihan kita, kondisi mental yang demikian
akan membawa anda pada kekalahan anda
sendiri. Gejala Rasa cemas dan takut itu
ditandai dengan jantung yang berdebar-debar (berdetak cepat), pikiran yang
tegang bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin. Sebenarnya kondisi mental
berupa rasa takut dan cemas itu adalah hal yang sangat wajar dan alami yang
pasti dialami oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Tidak ada satu orangpun yang tidak melalui
proses ini dalam bertarung. Tetapi
masalahnya disini, adalah dapatkah kita
melewati proses tersebut? Dapatkah kita menguasai keadaan mental/pikiran kita
agar jangan larut atau terbawa dalam kondisi tersebut? Bagaimana cara agar kita dapat mengusai/
mengontrol pikiran kta agar mental kita tidak dapat terpengaruh oleh lawan?
Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya pertama-tama kita harus
mengerti dan memahami tentang sebuah aturan/prinsip yaitu hukum energy positif dan negative. Tubuh
kita dapat memancar energy baik negative maupun positif. Ketika kita
memancarkan energy positif, alam sekitar memantulkan/mengembalikan energy
positif kita dalam jumlah yang lebih banyak, atau lebih besar lagi kepada kita.
Dan jumlah energy negative yang tersisa dalam tubuh kita akan terserap atau
tersedot yang lama kelamaan, energy negative kita dalam tubuh menjadi hilang
atau habis semua digantikan oleh muatan energy posistif yang banyak/
mendominasi dalam tubuh kita. Tentunya
kondisi dimana seluruh energy positif mendominasi tubuh kita inilah yang kita
harapkan terjadi pada diri kita. Sebaliknya jika tubuh kita memancarkan energy
negative, alam semesta akan memantukan/mengembalikan energy negative itu lebih
besar atau lebih banyak lagi kepada diri kita. Dan Stok/persediaan energy positive kita dalam tubuh sedikit-demi
sedikit namun cepat akan berkurang karena disedot atau diserap oleh alam
semesta. Kondisi inilah yang sangat kita tidak inginkan karena pastinya
kondisi ini dapat merugikan kita
dalam hal apapun selama kita hidup di dunia
ini.
Tekanan Mental saat bertarung di Jalanan |
Dalam kaitannya dengan konteks
menghadapi pertarungan atau pertandingan kumite, aturan/prinsip ini pastinya
sangat berlaku dan tidak terkecuali.
Saat kita mulai menghadapi lawan dengan kondisi mental berupa rasa takut dan
cemas, berarti kita memancarkan energy negative yang pastinya akan segera diserap atau disedot
oleh lawan tarung kita, yang kemudian
energy negative kita yang diterima dalam tubuh lawan tarung diubah menjadi energy positive buat lawan
tarung itu sendiri, lalu energy positif lawan tarung tadi
dipancarkan dan diterima oleh kita dalam bentuk energy negative untuk mengambil atau menyedot semua
energy-energi positif yang ada dalam tubuh kita. Sehingga walaupun kita sudah banyak latihan
keras dan sering, teknik serangan atau
pertahanan yang kita keluarkan dalam pertarungan atau kumite menjadi amburadul
dan tidak terfokus. Sehingga setiap
gerak tubuh kita yang akan kita lakukan untuk menyerang lawan, akan mudah
sekali terbaca oleh lawan. Pada tahap yang lebih akut lawan akan berteriak-teriak
kegirangan dalam arena dan membuat kita bertekuk lutut dihadapannya dan
mengakui bahwa dia (lawan kita) adalah DEWA, karena dia sangat lebih kuat dari
kita meskipun kita sudah banyak latihan keras dan sangat rajin. Padahal sebenarnya tidak serumit itu, justru kitalah yang kalah
mental dari dia, kita tidak dapat
menguasai pikiran dan emosi kita. Master Gichin
Funakoshi pernah berkata (yang tertuang dalam Nijukun/Filosofi Karatedo) yaitu”pertama-tama
kendalikan dirimu sebelum mengendalikan
orang lain. Artinya untuk bisa
mengalahkan lawan kuncinya pertama kali adalah mengendalikan diri kita sendiri
yaitu mencakup perasaan atau emosi kita
sendiri agar menjadi “tenang” dalam
menghadapi segala situasi buruk, baru anda bisa mengendalikan lawan, dalam hal
ini artinya mengalahkannya. Jadi kuncinya
disini adalah pengendalian emosi, perasaan diri sendiri untuk mencapai
“KETENANGAN”, karena memang kunci untuk menang dalam pertarungan adalah
Ketenangan. Seperti yang sudah penulis bahas sebelumnya dalam blog sebelumnya tentang Falsafah Karatedo yaitu Mizu No
Kokoro (Minda itu seperti air). Jika kita sudah mencapai ketenangan diri baik emosi pikiran maupun perasaan bukan
tidak mungkin lawan dapat kita kalahkan, ini tinggal masalah waktu saja, bahkan
mungkin lebih cepat dari yang kita duga sebelumnya. Karena begitu kita dalam
kondisi tenang kita sebenarnya memancarkan energy positif ke alam semesta,
lawan tarung kita juga termasuk isi dari
alam semesta yang ikut memberikan energy positifnya kepada kita atau dalam bahasa kasarnya persediaan
energy positif lawan tarung kita diambil
atau dirampok oleh kita (karena kita memancarkan energy positif yang
jauh lebih besar dari lawan kita). Sekarang kita dihadapkan pada sebuah
pertanyaan yaitu mengapa lawan selalu melancarkan serangan psikologis berupa
serangan mental terlebih dahulu sebelum
menyerang secara fisik kepada kita? Untuk menjawab pertanyaan ini kita bisa lihat dulu sejarah peperangan yang
dialami nenek moyang kita. Kita bisa menganalisis bagaimana cara orang-orang
zaman dulu berperang, tentunya disini penulis tidak mungkin menjabarkan secara
lebih luas dan detail tentang siapa orang-orang zaman dulu tersebut dan
bagaimana cara berperangnya, tapi disini penulis melihat adanya benang merah
atau kesamaan strategi berperang yang dilakukan mereka yaitu “selalu melakukan
serangan psikologis terhadap mental musuhnya terlebih dahulu sebelum melakukan
kontak fisik dengan musuhnya”. Dalam konteks Karate dan beladiri jalanan serangan yang dilakukan lawan dapat dilakukan:
- Melalui alam Sadar, yaitu dengan teriakan, eksperisi wajah dan gerakan. Pada Umumnya serangan mental yang dilakukan dengan teriakan adalah dapat berupa bentakan, makian, dan cacian yang dikeluarkan dengan suara dan nada yang sangat keras dan tinggi seperti auman seokor Singa. Dampak psikologis yang diterima kita sebagai lawannya adalah kita merasa melihat lawan mempunyai kekuatan lebih dashyat dari kita yang tersembunyi dibalik teriakannya yang keras. Kemudian kita juga merasa melihat Lawan beringas dan galak sekali yang terlihat dari muka wajahnya yang ditekuk, matanya yang melotot dan gerakannya yang membingungkan, sehingga sangat siap untuk membunuh kita karena kita merasa lawan itu yang mengetahui persis kelemahan dari tubuh kita. Semua hal fisik yang kita tangkap dari lawan tarung kita, ditafsirkan oleh pikiran kita menjadi seolah-olah lawan tersebut intinya lebih kuat dari kita. Ada juga tipe lawan yang tidak beringas tetapi boleh dikatakan “berdarah Dingin”. Sehingga dengan kedinginan darahnya, terlihat dia tidak terlihat galak dan beringas, tetapi dia sangat tenang dalam menghadapi kita, bahkan saking tenangnya ia mengajak bercanda, menggodai kita, mengolok-olok kita sehingga terkesan meremehkan kita. Ini terlihat dari raut wajahnya yang kalem, santai dan gembira juga gerak-gerik tubuhnya yang seperti anak kecil ingin bermain. Tujuan utama dari tipe lawan seperti ini adalah untuk memancing emosi kita. Jika emosi kita berhasil terpancing maka bukan tidak mungkin semua teknik beladiri yang kita punya akan amburadul tidak terfokus dan mudah terbaca oleh dia. Umumnya tipe lawan yang berdarah dingin seperti ini adalah orang yang punya skill beladiri atau ilmu bertarung yang mumpuni.
- Melalui alam bawah sadar, yaitu dengan melihat akribut yang dipakai, atau bisa juga dari penampilan fisiknya, atau gossip atau kabar dari orang lain. Jika kita melihat lawan dengan tubuh besar dan tangan berotot seperti Ade Ray tentunya akan lain reaksi kita dibandingkan dengan lawan yang bertubuh kecil dan kurus. Dari segi akribut pakaian, misalkan kita mengalami rasa gugup atau jatuhnya kepercayaan diri begitu menemui lawan yang memakai dogi Karate lengkap dengan Obi (sabuk) Hitam yang warnanya telah berpudar dari pada menghadapi lawan yang memakai sabuk kuning . Contoh lain: kita merasa takut duluan ketika melihat lawan yang memakai baju hitam-hitam, karena terkesan seperti orang yang mempunyai ilmu sihir (black magic) sehingga menciutkan nyali kita. Sedangkan pengaruh dari gossip atau kabar/ berita dari orang lain contohnya adalah” kabarnya si Anu sudah terkenal mempunyai pukulan yang mematikan, kemarin lawannya pada patah tulang semua akibat pukulannya, tidak ada yang sanggup atau bisa mengalahkannya. Tentunya perasaan anda ketika mendengar kabar atau gossip tersebut akan menjadi lain dibanding ketika anda tidak mendengar berita tersebut.
2. Bersambung................................................................................
Artikel ditulis dan diolah oleh Karate Harmony sendiri
jadi intinya kita harus menghadapi rasa tekanan mental dari diri sendiri yah gan, dan mengendalikannya
BalasHapustentu
BalasHapusTerus solusinya gimana?
BalasHapusbagaimana agar bisa melatih ketenangan kita?
BalasHapusBagaimana cara menenangkan diri dan pikiran? Masukkan komentar Anda...
BalasHapushttp://combatotaku.blogspot.co.id/2016/04/street-fighting.html Author, ini saya kasih bocoran mengenai teknik berkelahi yg digunakan preman dan geng berandalan dari berbagai dunia. Mereka berlatih tarung secara otodidak, terinspirasi dari Boxing lalu mereka latih sendiri, anda pasti pernah lihat video2 youtube tentang geng motor dari berbagai negara yg sedang sparring gaya tarung bebas di lapangan. Inilah beladiri yg mereka pelajari. Mereka semua agresif dan berkelahi dengan cepat, saya harap artikel ini dapat membantu anda dalam memahami bagaimana strategi menghadapi penjahat dalam pertarungan asli.
BalasHapusLuar biasa sangat membantu, mf kepada penulis dg semua rasa hormat saya panggi anda guru, soalnya saya sama sekali bukan orangyang tau bela diri, dan saya lagi mendapatkan tekanan batin karna di ajak duel sangat gengsi bagi saya jika menolak walaupun gugup,
BalasHapusSekali lagi terimakasih guru 🙏🙏🙏