Kamis, 29 November 2012

Cara Melepaskan Tekanan Mental saat Berhadapan dengan Lawan ketika Bertarung Bagian 2



Seri Psikologi Karate

Sekarang muncul pertanyaan: Bagaimana cara agar kita bisa melepaskan diri dari tekanan mental yang dilancarkan lawan kita.  Caranya akan dibahas sebagai  berikut dibawah ini:

Cara Melepaskan Diri dari Tekanan Mental yang dilancarkan Lawan kepada Kita saat Bertarung

Disini akan di sebutkan beberapa cara, tips, strategi agar kita bisa terbebas dari  tekanan mental yang dilancarkan lawan kepada kita atau kita  yang melakukan serangan psikologis untuk mempengaruhi mental lawan kita. Ini hanya beberapa cara yang penulis ketahui dan tawarkan, cara lainnya mungkin ada, tapi karena keterbatasan waktu penulis, tidak dapat dibahas kali ini.  Cara tersebut adalah:
  1.  Cara pertama melakukan Teriakan sebelum bertanding atau ketika bertanding, dalam Karate dikenal dengan istilah “KIAI”. Teriakan yang kita lakukan sebelum bertanding atau bertarung berguna untuk mengurangi ketegangan sehingga perasaan kita menjadi lebih nyaman. Teriakan bisa dibarengi dengan loncat-loncat sembari berkata atau melakukan afirmasi ”aku pasti bisa” berulang-ulang.  Sedangkan teriakan yang dilakukan ketika sedang bertanding selain berguna untuk mengurangi ketegangan kita juga berfungsi untuk menakuti musuh (menyerang mental lawan). 
  2. Cara kedua  melakukan teknik Matching dan Mirroring, yaitu teknik menyamakan diri sindiri dengan gerak-gerik lawan. Menyamakan diri sendiri dengan gerak-gerik lawan berarti menyelaraskan diri dengan alam atau mengharmonisasikan diri dengan alam, alam dalam artian disini termasuk lawan kita. Teknik ini sebenarnya sudah ada di NLP (Neuro Linguistik Program), tetapi karena penulis pikir teknik ini sangat relevan bagi karate dan bisa dipakai dalam semua kondisi, maka penulis memutuskan untuk membahas teknik ini.  Jika lawan melakukan serangan mental psikologis ke anda yang ditandai dengan suara yang keras dan menggelegar, mata yang melotot, otot2 muka yang ditekuk,  gerakan tubuh yang dikejangkan,  maka anda sesuai teknik ini  (Matching dan Mirroring)  anda harus melakukan persis dan mirip dengan lawan anda. Tapi “mirip” disini jangan disalah artikan sama persis seperti bayangan musuh anda, tetapi hanya sama selisih beberapa detik saja. Misalkan lawan melakukan gejala –gejala seperti suara yang keras dan menggelegar, mata yang melotot, otot2 muka yang ditekuk,  gerakan tubuh yang dikejangkan untuk menakuti anda, maka yang harus anda lakukan adalah  ikut teriak juga dengan suara yang keras dan menggelegar, mata yang melotot, otot2 muka yang ditekuk, dan gerakan tubuh yang dikejangkan sama seperti lawan anda berbuat terhadap anda. Karena dengan begitu kita dapat menguasai perasaan takut kita, dampak dari teknik ini adalah  kita akan merasa lebih tenang karena:             
  • Semua rasa tegang dan takut dikeluarkan lewat ekspresi suara dan gerak-gerik tubuh yang sama dengan frekuensi lawan. 
  • Lawan merasa heran karena gertakannya tidak mempan dan musuh malah menggertak balik, ini tentu  membuat lawan was-was dan berfikir jangan-jangan ia lebih hebat dari saya. Nah perasaan was-was musuh itulah yang menyebabkan keluarnya energy negative dari musuh. Jika energy negative sudah mulai terpancar dari lawan kita, berarti sedikit-demi sedikit persediaan energy positifnya juga akan berkurang karena tersedot oleh energy positive kita. Disaat energy positif kita mulai menyedot energy positif lawan, hal/gejala yang dirasakan oleh kita adalah perasaan tenang, dan kalau sudah tenang,  pikiran akan lebih terfokus untuk menyerang lawan, teknik-teknikpun akan lebih banyak keluar dengan sangat baik.  Nah, kalau kita sudah dapat tenang atau dapat menyamakan frekuensi dengan lawan kita, sekarang tinggal berfikir bagaimana mengalahkan lawan kita sesegera mungkin. Cara yang lebih tepat adalah dengan melakukan serangan psikologis mental kepada lawan kita dengan frekuensi yang lebih besar dari apa yang lawan kita lakukan kepada kita.  Dengan demikian lawan sudah pasti akan semakin lebih takut lagi dengan kita, dan kita akan semakin lebih tenang lagi dan terfokus dalam mengeksekusi teknik-teknik kita. Kita bisa mengidentifikasi lawan sudah sangat takut atau belum dengan dengan melihat teknik-teknik penyerangan dan pertahanan yang dikeluarkannya.  Jika  teknik penyerangan dan pertahanan yang dikeluarkannya dapat sangat mudah terbaca oleh kita, berarti ini sudah menunjukan  gejala ketakutan musuh yang sangat kuat. Lalu bagaimanakah jika kita menghadapi lawan berdarah dingin yang notabene mempunyai skill beladiri yang mumpuni, dapatkah teknik ini dipakai? Jawabannya adalah dapat, tinggal kita menyamakan gerak-gerik dari dia, jika dia meledek, kita juga ikut meledek, jika ia meremehkan kita, kita juga meremehkan dia. Intinya kita melakukan sesuatu yang sama seperti yang ia melakukannya kepada kita, termasuk gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan cara nafas lawan kita. Kemudian setelah kita dapat menguasai keadaan, kita dapat melakukan serangan mental yang lebih dashyat lagi ke lawan kita sembari  mengeksekusi teknik-teknik kita. 
3.    Cara ketiga yang dapat kita lakukan untuk melepaskan diri dari tekanan mental kita dari pengaruh lawan adalah dengan cara mengatur  pernafasan kita . Dengan bernafas dengan cara menghirup udara  lebih halus, panjang dan tidak terputus-putus (sampai perut maupun paru-paru terisi oleh banyak oksigen) lalu menahan nafas beberapa detik kemudian mengeluarkannya dengan halus, panjang, dan tidak terputus-putus sampai udara dalam perut atau dada kita kosong (tidak ada udara lagi).  Bagi umat muslim cara ini dapat dikombinasikan dengan dzikir atau doa, sambil menghirup udara lebih panjang kita melakukan dzikir, saat menahan nafas kita melakukan dzikir, dan saat membuang nafas kita juga berdzikir. Dengan konsentrasi pada teknik bernafas  dan dzikir tersebut perasaan kita akan lebih tenang dan tidak galau. Energi yang kita keluarkanpun tidak kacau atau dengan kata lain pancaran energy kita mempunyai kualitas yang baik, karena yang dipancarkan adalah energy positive. Teknik bernafas ini dapat kita lakukan  sebelum atau ketika sedang dalam keadaan bertanding/ bertarung.  
4.   Cara yang keempat untuk melepaskan diri dari tekanan mental adalah  dengan berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Berdoa sudah sebagian telah kita bahas dalam cara ketiga diatas, tetapi disini dibahas lebih detail lagi. Setelah kita sukses menyelesaikan sebuah  tahap latihan yang amat keras dan panjang, tibalah kita ke sebuah  tahap dimana kemampuan kita dijajal/diuji yaitu dalam pertarungan. Jika tahap pertama sudah sukses kita selesaikan berarti syarat untuk melakukan “kepasrahan kepada Tuhan” sudah terpenuhi.  Artinya akan sangat bagus sekali hasilnya apabila doa dan kepasrahan kita kepada Tuhan tersebut sudah  kita iringi sebelumnya dengan usaha kita yang keras dalam berlatih. Pertanyaannya, Bagaimana cara kita berdoa agar kita mendapatkan ketenangan yang lebih dalam? Jawabannya adalah dengan menghayati arti atau makna kata perkata dari doa tersebut sehingga kita dapat lebih menyatu dengan energy Ilahi (Tuhan), kemudian kita memasrahkan diri kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang akan menentukan hasilnya, Tuhanlah yang tahu apa yang terbaik buat kita. Berdoa/dzikir dan pasrah pada Allah/Tuhan dapat kita lakukan sebelum dan ketika sedang bertanding/bertarung. 
  5.   Cara kelima untuk melepaskan diri dari tekanan mental yang dilakukan lawan melalui alam bawah     sadar adalah  dengan merubah kerangka berfikir atau mindset kita menjadi lebih positif. Misalkan anda merasa grogi jika berhadapan dengan lawan yang mempunyai tubuh berotot besar seperti seorang binaragawan. Anda berfikir”wah jangan-jangan nanti  jika saya melawan dia, saya akan dipites seperti kerupuk, lihat saja otot-ototnya menyeramkan sekali, pasti tenaganya sangat kuat”. Jika itu fikiran yang keluar dari benak anda, berarti anda memancarkan energy negative, sebaiknya buang jauh-jauh fikiran tersebut ganti dengan fikiran yang lebih positif yaitu:”orang yang berotot besar belum tentu jago beladiri,  Kalau orang itu pasti sebagian besar waktu kesehariannya  dihabiskan untuk membentuk otot-ototnya, sedangkan saya waktu kesehariannya lebih banyak untuk melatih beladiri dan kekuatan otot,  pasti orang itu gerakannya kurang cepat dan lincah, pukulannya kurang bertenaga, dan refleknya payah,  Cuma otot dan tenaganya saja yang besar, orang itu Pasti bisa saya kalahkan. Prinsip dari merubah kerangka berfikir adalah seperti sebuah meja, kerangka berfikir yang salah dapat terbentuk dari kaki-kaki meja yang berupa pondasi. Jika diibaratkan kaki-kaki meja itu sebagai alasan negative yang dibentuk untuk mendirikan atau menopang kerangka berfikir yang salah tersebut. Maka cara kerja prinsip ini adalah yaitu dengan mematahkan semua kaki-kaki (alasan negative) dan menggantinya dengan kaki-kaki baru (alasan positif) untuk membangun sebuah kerangka/mindset baru yang lebih positif.

  Sekarang timbul pertanyaan, bagaimana jika pengaruh buruk lawan sudah terlanjur masuk kepada diri saya, sehingga saya sulit untuk menerapkan cara  Matching dan Mirroring. Jawabannya adalah dengan merusak Pola negative kita. Jika mental kita jadi takut, cemas, dan grogi akibat pengaruh lawan maka solusi yang lebih tepat adalah dengan merusak pola kita yang terpengaruh tersebut, contohnya kita jangan terus-terusan sibuk memandang mata lawan tersebut, tetapi sekali-sekali memandang ke arah lain yang menurut kita sangat menarik untuk dilihat, misalnya melihat pohon dan tanaman hijau atau apapun yang indah,  tapi ingat jangan lama2, beberapa detik saja anda melakukannya dengan kewaspadaan yang tinggi, sebab dikhawatirkan lawan akan berhasil memasukkan pukulan ke arah anda. Selain itu anda juga harus melakukan gerakan badan yang ekstrem/ yang bertentangan dengan gerakan badan yang anda alami saat takut, grogi dan cemas menjadi gerakan seperti  orang berjoget atau menari (ingat dalam melakukannya jangan berlebihan hanya sekedarnya saja). 



TAMAT

  Artikel ditulis dan diolah oleh Karate Harmony sendiri











Tidak ada komentar:

Posting Komentar