Seri Psikologi Karate
Sekarang muncul pertanyaan: Bagaimana cara agar kita bisa melepaskan diri dari tekanan mental yang dilancarkan lawan kita. Caranya akan dibahas sebagai berikut dibawah ini:
Cara Melepaskan Diri dari Tekanan Mental yang
dilancarkan Lawan kepada Kita saat Bertarung
Disini akan di sebutkan beberapa cara, tips, strategi
agar kita bisa terbebas dari tekanan
mental yang dilancarkan lawan kepada kita atau kita yang melakukan serangan psikologis untuk
mempengaruhi mental lawan kita. Ini hanya beberapa cara yang penulis ketahui
dan tawarkan, cara lainnya mungkin ada, tapi karena keterbatasan waktu penulis,
tidak dapat dibahas kali ini. Cara
tersebut adalah:
- Cara pertama melakukan Teriakan sebelum bertanding atau ketika bertanding, dalam Karate dikenal dengan istilah “KIAI”. Teriakan yang kita lakukan sebelum bertanding atau bertarung berguna untuk mengurangi ketegangan sehingga perasaan kita menjadi lebih nyaman. Teriakan bisa dibarengi dengan loncat-loncat sembari berkata atau melakukan afirmasi ”aku pasti bisa” berulang-ulang. Sedangkan teriakan yang dilakukan ketika sedang bertanding selain berguna untuk mengurangi ketegangan kita juga berfungsi untuk menakuti musuh (menyerang mental lawan).
- Cara kedua melakukan teknik Matching dan Mirroring, yaitu teknik menyamakan diri sindiri dengan gerak-gerik lawan. Menyamakan diri sendiri dengan gerak-gerik lawan berarti menyelaraskan diri dengan alam atau mengharmonisasikan diri dengan alam, alam dalam artian disini termasuk lawan kita. Teknik ini sebenarnya sudah ada di NLP (Neuro Linguistik Program), tetapi karena penulis pikir teknik ini sangat relevan bagi karate dan bisa dipakai dalam semua kondisi, maka penulis memutuskan untuk membahas teknik ini. Jika lawan melakukan serangan mental psikologis ke anda yang ditandai dengan suara yang keras dan menggelegar, mata yang melotot, otot2 muka yang ditekuk, gerakan tubuh yang dikejangkan, maka anda sesuai teknik ini (Matching dan Mirroring) anda harus melakukan persis dan mirip dengan lawan anda. Tapi “mirip” disini jangan disalah artikan sama persis seperti bayangan musuh anda, tetapi hanya sama selisih beberapa detik saja. Misalkan lawan melakukan gejala –gejala seperti suara yang keras dan menggelegar, mata yang melotot, otot2 muka yang ditekuk, gerakan tubuh yang dikejangkan untuk menakuti anda, maka yang harus anda lakukan adalah ikut teriak juga dengan suara yang keras dan menggelegar, mata yang melotot, otot2 muka yang ditekuk, dan gerakan tubuh yang dikejangkan sama seperti lawan anda berbuat terhadap anda. Karena dengan begitu kita dapat menguasai perasaan takut kita, dampak dari teknik ini adalah kita akan merasa lebih tenang karena:
- Semua rasa tegang dan takut dikeluarkan lewat ekspresi suara dan gerak-gerik tubuh yang sama dengan frekuensi lawan.
- Lawan merasa heran karena gertakannya tidak mempan dan musuh malah menggertak balik, ini tentu membuat lawan was-was dan berfikir jangan-jangan ia lebih hebat dari saya. Nah perasaan was-was musuh itulah yang menyebabkan keluarnya energy negative dari musuh. Jika energy negative sudah mulai terpancar dari lawan kita, berarti sedikit-demi sedikit persediaan energy positifnya juga akan berkurang karena tersedot oleh energy positive kita. Disaat energy positif kita mulai menyedot energy positif lawan, hal/gejala yang dirasakan oleh kita adalah perasaan tenang, dan kalau sudah tenang, pikiran akan lebih terfokus untuk menyerang lawan, teknik-teknikpun akan lebih banyak keluar dengan sangat baik. Nah, kalau kita sudah dapat tenang atau dapat menyamakan frekuensi dengan lawan kita, sekarang tinggal berfikir bagaimana mengalahkan lawan kita sesegera mungkin. Cara yang lebih tepat adalah dengan melakukan serangan psikologis mental kepada lawan kita dengan frekuensi yang lebih besar dari apa yang lawan kita lakukan kepada kita. Dengan demikian lawan sudah pasti akan semakin lebih takut lagi dengan kita, dan kita akan semakin lebih tenang lagi dan terfokus dalam mengeksekusi teknik-teknik kita. Kita bisa mengidentifikasi lawan sudah sangat takut atau belum dengan dengan melihat teknik-teknik penyerangan dan pertahanan yang dikeluarkannya. Jika teknik penyerangan dan pertahanan yang dikeluarkannya dapat sangat mudah terbaca oleh kita, berarti ini sudah menunjukan gejala ketakutan musuh yang sangat kuat. Lalu bagaimanakah jika kita menghadapi lawan berdarah dingin yang notabene mempunyai skill beladiri yang mumpuni, dapatkah teknik ini dipakai? Jawabannya adalah dapat, tinggal kita menyamakan gerak-gerik dari dia, jika dia meledek, kita juga ikut meledek, jika ia meremehkan kita, kita juga meremehkan dia. Intinya kita melakukan sesuatu yang sama seperti yang ia melakukannya kepada kita, termasuk gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan cara nafas lawan kita. Kemudian setelah kita dapat menguasai keadaan, kita dapat melakukan serangan mental yang lebih dashyat lagi ke lawan kita sembari mengeksekusi teknik-teknik kita.
3. Cara
ketiga yang dapat kita lakukan untuk melepaskan diri dari tekanan mental kita
dari pengaruh lawan adalah dengan cara mengatur
pernafasan kita . Dengan bernafas dengan cara menghirup udara lebih halus, panjang dan tidak terputus-putus
(sampai perut maupun paru-paru terisi oleh banyak oksigen) lalu menahan nafas
beberapa detik kemudian mengeluarkannya dengan halus, panjang, dan tidak
terputus-putus sampai udara dalam perut atau dada kita kosong (tidak ada udara
lagi). Bagi umat muslim cara ini dapat
dikombinasikan dengan dzikir atau doa, sambil menghirup udara lebih panjang
kita melakukan dzikir, saat menahan nafas kita melakukan dzikir, dan saat
membuang nafas kita juga berdzikir. Dengan konsentrasi pada teknik
bernafas dan dzikir tersebut perasaan
kita akan lebih tenang dan tidak galau. Energi yang kita keluarkanpun tidak kacau
atau dengan kata lain pancaran energy kita mempunyai kualitas yang baik, karena
yang dipancarkan adalah energy positive. Teknik bernafas ini dapat kita
lakukan sebelum atau ketika sedang dalam
keadaan bertanding/ bertarung.
4. Cara yang keempat untuk melepaskan diri dari tekanan mental
adalah dengan berdoa dan pasrah kepada
Tuhan. Berdoa sudah sebagian telah kita bahas dalam cara ketiga diatas, tetapi
disini dibahas lebih detail lagi. Setelah kita sukses menyelesaikan sebuah tahap latihan yang amat keras dan panjang,
tibalah kita ke sebuah tahap dimana
kemampuan kita dijajal/diuji yaitu dalam pertarungan. Jika tahap pertama sudah
sukses kita selesaikan berarti syarat untuk melakukan “kepasrahan kepada Tuhan”
sudah terpenuhi. Artinya akan sangat
bagus sekali hasilnya apabila doa dan kepasrahan kita kepada Tuhan tersebut
sudah kita iringi sebelumnya dengan
usaha kita yang keras dalam berlatih. Pertanyaannya, Bagaimana cara kita berdoa
agar kita mendapatkan ketenangan yang lebih dalam? Jawabannya adalah dengan
menghayati arti atau makna kata perkata dari doa tersebut sehingga kita dapat
lebih menyatu dengan energy Ilahi (Tuhan), kemudian kita memasrahkan diri
kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang akan menentukan hasilnya, Tuhanlah yang tahu
apa yang terbaik buat kita. Berdoa/dzikir dan pasrah pada Allah/Tuhan dapat
kita lakukan sebelum dan ketika sedang bertanding/bertarung.
5. Cara kelima untuk melepaskan diri dari tekanan
mental yang dilakukan lawan melalui alam bawah sadar adalah dengan merubah kerangka berfikir atau mindset
kita menjadi lebih positif. Misalkan anda merasa grogi jika berhadapan dengan
lawan yang mempunyai tubuh berotot besar seperti seorang binaragawan. Anda
berfikir”wah jangan-jangan nanti jika
saya melawan dia, saya akan dipites seperti kerupuk, lihat saja otot-ototnya
menyeramkan sekali, pasti tenaganya sangat kuat”. Jika itu fikiran yang keluar
dari benak anda, berarti anda memancarkan energy negative, sebaiknya buang
jauh-jauh fikiran tersebut ganti dengan fikiran yang lebih positif yaitu:”orang
yang berotot besar belum tentu jago beladiri, Kalau orang itu pasti sebagian besar waktu
kesehariannya dihabiskan untuk membentuk
otot-ototnya, sedangkan saya waktu kesehariannya lebih banyak untuk melatih
beladiri dan kekuatan otot, pasti orang
itu gerakannya kurang cepat dan lincah, pukulannya kurang bertenaga, dan
refleknya payah, Cuma otot dan tenaganya
saja yang besar, orang itu Pasti bisa saya kalahkan. Prinsip dari merubah
kerangka berfikir adalah seperti sebuah meja, kerangka berfikir yang salah
dapat terbentuk dari kaki-kaki meja yang berupa pondasi. Jika diibaratkan
kaki-kaki meja itu sebagai alasan negative yang dibentuk untuk mendirikan atau
menopang kerangka berfikir yang salah tersebut. Maka cara kerja prinsip ini
adalah yaitu dengan mematahkan semua kaki-kaki (alasan negative) dan
menggantinya dengan kaki-kaki baru (alasan positif) untuk membangun sebuah
kerangka/mindset baru yang lebih positif.
Sekarang
timbul pertanyaan, bagaimana jika pengaruh buruk lawan sudah terlanjur masuk
kepada diri saya, sehingga saya sulit untuk menerapkan cara Matching dan Mirroring. Jawabannya adalah
dengan merusak Pola negative kita. Jika mental kita jadi takut, cemas, dan
grogi akibat pengaruh lawan maka solusi yang lebih tepat adalah dengan merusak
pola kita yang terpengaruh tersebut, contohnya kita jangan terus-terusan sibuk
memandang mata lawan tersebut, tetapi sekali-sekali memandang ke arah lain yang
menurut kita sangat menarik untuk dilihat, misalnya melihat pohon dan tanaman
hijau atau apapun yang indah, tapi ingat
jangan lama2, beberapa detik saja anda melakukannya dengan kewaspadaan yang
tinggi, sebab dikhawatirkan lawan akan berhasil memasukkan pukulan ke arah anda.
Selain itu anda juga harus melakukan gerakan badan yang ekstrem/ yang
bertentangan dengan gerakan badan yang anda alami saat takut, grogi dan cemas
menjadi gerakan seperti orang berjoget
atau menari (ingat dalam melakukannya jangan berlebihan hanya sekedarnya saja).
TAMAT
Artikel ditulis dan diolah oleh Karate Harmony sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar