Kamis, 29 November 2012

Cara Melepaskan Tekanan Mental saat Berhadapan dengan Lawan ketika Bertarung Bagian 1


Seri Psikologi Karate

Tekanan Mental saat pertandingan Kumite
Pada saat kita mulai menghadapi lawan pada suatu pertarungan  di jalanan atau di pertandingan Kumite tentu kita dihadapkan pada suatu kondisi mental  yang tidak kita inginkan yang terjadi pada diri kita. Kondisi mental tersebut dapat berupa rasa takut, rasa cemas, grogi, rasa diremehkan, rasa harga diri yang diinjak-injak, sehingga memancing emosi kita  untuk mengeluarkannya secara berlebihan dan membabi buta. Tentunya emosi yang membabi buta tanpa adanya control diri pada akhirnya dapat dipastikan akan merugikan diri  sendiri alias dapat berujung  pada kekalahan kita sendiri. Tidak peduli  seberapa keras dan banyak latihan kita, kondisi mental yang demikian akan membawa anda pada  kekalahan anda sendiri.  Gejala Rasa cemas dan takut itu ditandai dengan jantung yang berdebar-debar (berdetak cepat), pikiran yang tegang bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin. Sebenarnya kondisi mental berupa rasa takut dan cemas itu adalah hal yang sangat wajar dan alami yang pasti dialami oleh seluruh manusia di muka bumi ini.  Tidak ada satu orangpun yang tidak melalui proses ini dalam bertarung.  Tetapi masalahnya disini, adalah  dapatkah kita melewati proses tersebut? Dapatkah kita menguasai keadaan mental/pikiran kita agar jangan larut atau terbawa dalam kondisi tersebut?  Bagaimana cara agar kita dapat mengusai/ mengontrol pikiran kta agar mental kita tidak dapat terpengaruh oleh lawan? Untuk  menjawab pertanyaan ini  ada baiknya pertama-tama kita harus mengerti  dan memahami tentang  sebuah aturan/prinsip  yaitu hukum energy positif dan negative.   Tubuh kita dapat memancar energy baik negative maupun positif. Ketika kita memancarkan energy positif, alam sekitar memantulkan/mengembalikan energy positif kita dalam jumlah yang lebih banyak, atau lebih besar lagi kepada kita. Dan jumlah energy negative yang tersisa dalam tubuh kita akan terserap atau tersedot yang lama kelamaan, energy negative kita dalam tubuh menjadi hilang atau habis semua digantikan oleh muatan energy posistif yang banyak/ mendominasi dalam tubuh kita.  Tentunya kondisi dimana seluruh energy positif mendominasi tubuh kita inilah yang kita harapkan terjadi pada diri kita. Sebaliknya jika tubuh kita memancarkan energy negative, alam semesta akan memantukan/mengembalikan energy negative itu lebih besar atau lebih banyak lagi kepada diri kita. Dan Stok/persediaan  energy positive kita dalam tubuh sedikit-demi sedikit namun cepat akan berkurang karena disedot atau diserap oleh alam semesta.  Kondisi inilah  yang sangat kita tidak inginkan karena pastinya kondisi ini dapat merugikan kita
 dalam hal apapun selama kita hidup di dunia ini. 
Tekanan Mental saat bertarung di Jalanan
 Dalam kaitannya dengan konteks menghadapi pertarungan atau pertandingan kumite, aturan/prinsip ini pastinya sangat   berlaku dan tidak terkecuali. Saat kita mulai menghadapi lawan dengan kondisi mental berupa rasa takut dan cemas, berarti kita memancarkan energy negative  yang pastinya akan segera diserap atau disedot oleh lawan tarung kita, yang kemudian  energy negative kita yang diterima dalam tubuh lawan tarung  diubah menjadi energy positive buat lawan tarung  itu sendiri,   lalu energy positif lawan tarung tadi dipancarkan dan diterima oleh kita dalam bentuk energy negative  untuk mengambil atau menyedot semua energy-energi positif yang ada dalam tubuh kita.  Sehingga walaupun kita sudah banyak latihan keras dan sering,  teknik serangan atau pertahanan yang kita keluarkan dalam pertarungan atau kumite menjadi amburadul dan tidak terfokus.  Sehingga setiap gerak tubuh kita yang akan kita lakukan untuk menyerang lawan, akan mudah sekali terbaca oleh lawan. Pada tahap yang lebih akut lawan akan berteriak-teriak kegirangan dalam arena dan membuat kita bertekuk lutut dihadapannya dan mengakui bahwa dia (lawan kita) adalah DEWA, karena dia sangat lebih kuat dari kita meskipun kita sudah banyak latihan keras dan sangat rajin.  Padahal sebenarnya  tidak serumit itu, justru kitalah yang kalah mental dari dia, kita tidak dapat
 menguasai pikiran dan emosi kita. Master Gichin Funakoshi pernah berkata (yang tertuang dalam Nijukun/Filosofi Karatedo) yaitu”pertama-tama kendalikan  dirimu sebelum mengendalikan orang lain.  Artinya untuk bisa mengalahkan lawan kuncinya pertama kali adalah mengendalikan diri kita sendiri yaitu  mencakup perasaan atau emosi kita sendiri  agar menjadi “tenang” dalam menghadapi segala situasi buruk, baru anda bisa mengendalikan lawan, dalam hal ini artinya mengalahkannya.  Jadi kuncinya disini adalah pengendalian emosi, perasaan diri sendiri untuk mencapai “KETENANGAN”, karena memang kunci untuk menang dalam pertarungan adalah Ketenangan. Seperti yang sudah penulis bahas sebelumnya dalam blog sebelumnya  tentang Falsafah Karatedo yaitu Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air). Jika kita sudah mencapai ketenangan diri  baik emosi pikiran maupun perasaan bukan tidak mungkin lawan dapat kita kalahkan, ini tinggal masalah waktu saja, bahkan mungkin lebih cepat dari yang kita duga sebelumnya. Karena begitu kita dalam kondisi tenang kita sebenarnya memancarkan energy positif ke alam semesta, lawan tarung kita  juga termasuk isi dari alam semesta yang ikut memberikan energy positifnya kepada  kita atau dalam bahasa kasarnya persediaan energy positif lawan tarung kita diambil  atau dirampok oleh kita (karena kita memancarkan energy positif yang jauh lebih besar dari lawan kita). Sekarang kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan yaitu mengapa lawan selalu melancarkan serangan psikologis berupa serangan mental  terlebih dahulu sebelum menyerang secara fisik kepada kita? Untuk menjawab pertanyaan ini  kita bisa lihat dulu sejarah peperangan yang dialami nenek moyang kita. Kita bisa menganalisis bagaimana cara orang-orang zaman dulu berperang, tentunya disini penulis tidak mungkin menjabarkan secara lebih luas dan detail tentang siapa orang-orang zaman dulu tersebut dan bagaimana cara berperangnya, tapi disini penulis melihat adanya benang merah atau kesamaan strategi berperang yang dilakukan mereka yaitu “selalu melakukan serangan psikologis terhadap mental musuhnya terlebih dahulu sebelum melakukan kontak fisik dengan musuhnya”. Dalam konteks Karate dan beladiri jalanan  serangan yang dilakukan lawan dapat dilakukan:



  1.  Melalui alam  Sadar, yaitu dengan teriakan, eksperisi wajah dan gerakan. Pada Umumnya serangan mental yang dilakukan dengan teriakan adalah dapat berupa bentakan, makian, dan cacian yang dikeluarkan dengan suara dan nada yang sangat keras dan  tinggi seperti auman seokor Singa. Dampak psikologis yang diterima kita sebagai lawannya adalah kita merasa melihat lawan mempunyai kekuatan lebih  dashyat dari kita yang tersembunyi  dibalik teriakannya yang keras.  Kemudian kita juga merasa melihat Lawan beringas dan galak sekali yang terlihat dari muka wajahnya yang ditekuk, matanya yang melotot dan gerakannya yang membingungkan,  sehingga sangat siap untuk membunuh kita karena kita merasa lawan itu yang mengetahui persis kelemahan dari tubuh kita.  Semua hal fisik yang kita tangkap dari lawan tarung kita,  ditafsirkan oleh pikiran kita menjadi seolah-olah lawan tersebut intinya lebih kuat dari kita.  Ada juga tipe lawan yang tidak beringas tetapi boleh dikatakan “berdarah Dingin”. Sehingga dengan kedinginan darahnya, terlihat dia tidak terlihat galak dan beringas, tetapi dia sangat tenang dalam menghadapi kita, bahkan saking tenangnya ia mengajak bercanda, menggodai kita, mengolok-olok kita  sehingga terkesan meremehkan kita. Ini terlihat dari raut wajahnya yang kalem, santai dan gembira juga gerak-gerik tubuhnya yang seperti anak kecil ingin bermain.  Tujuan utama dari tipe lawan seperti ini adalah untuk memancing emosi kita. Jika emosi kita  berhasil terpancing maka bukan tidak mungkin semua teknik beladiri yang kita punya akan amburadul tidak terfokus dan mudah terbaca oleh dia. Umumnya tipe lawan yang berdarah dingin seperti ini adalah orang yang punya skill beladiri atau ilmu bertarung yang mumpuni. 
  2.  Melalui alam bawah sadar, yaitu dengan melihat akribut yang dipakai, atau bisa juga dari penampilan fisiknya, atau gossip atau kabar dari orang lain. Jika kita melihat lawan dengan tubuh besar dan tangan berotot seperti Ade Ray tentunya akan lain reaksi kita dibandingkan dengan lawan yang bertubuh kecil dan kurus. Dari segi akribut pakaian, misalkan kita mengalami rasa gugup atau jatuhnya kepercayaan diri  begitu menemui lawan yang memakai dogi Karate lengkap dengan Obi (sabuk) Hitam yang warnanya telah berpudar dari pada menghadapi lawan yang memakai sabuk kuning . Contoh lain: kita merasa takut duluan ketika melihat lawan yang memakai baju hitam-hitam, karena terkesan seperti orang yang mempunyai ilmu sihir (black magic) sehingga menciutkan nyali kita.  Sedangkan pengaruh dari gossip atau kabar/ berita dari orang lain contohnya adalah” kabarnya si Anu sudah terkenal mempunyai pukulan yang mematikan, kemarin lawannya pada patah tulang semua akibat pukulannya, tidak ada yang sanggup atau bisa mengalahkannya. Tentunya perasaan anda ketika mendengar kabar atau gossip tersebut akan menjadi lain dibanding ketika anda tidak mendengar berita tersebut.
2.      Bersambung................................................................................



    Artikel ditulis dan diolah oleh Karate Harmony sendiri




7 komentar:

  1. jadi intinya kita harus menghadapi rasa tekanan mental dari diri sendiri yah gan, dan mengendalikannya

    BalasHapus
  2. bagaimana agar bisa melatih ketenangan kita?

    BalasHapus
  3. Bagaimana cara menenangkan diri dan pikiran? Masukkan komentar Anda...

    BalasHapus
  4. http://combatotaku.blogspot.co.id/2016/04/street-fighting.html Author, ini saya kasih bocoran mengenai teknik berkelahi yg digunakan preman dan geng berandalan dari berbagai dunia. Mereka berlatih tarung secara otodidak, terinspirasi dari Boxing lalu mereka latih sendiri, anda pasti pernah lihat video2 youtube tentang geng motor dari berbagai negara yg sedang sparring gaya tarung bebas di lapangan. Inilah beladiri yg mereka pelajari. Mereka semua agresif dan berkelahi dengan cepat, saya harap artikel ini dapat membantu anda dalam memahami bagaimana strategi menghadapi penjahat dalam pertarungan asli.

    BalasHapus
  5. Luar biasa sangat membantu, mf kepada penulis dg semua rasa hormat saya panggi anda guru, soalnya saya sama sekali bukan orangyang tau bela diri, dan saya lagi mendapatkan tekanan batin karna di ajak duel sangat gengsi bagi saya jika menolak walaupun gugup,
    Sekali lagi terimakasih guru 🙏🙏🙏

    BalasHapus