Jumat, 07 Desember 2012

Antara ibadah dan latihan Karate


Seringkali dalam aktivtas kita sehari-hari, kita meremehkan atau melalaikan ibadah dikarenakan kondisi tubuh kita yang capek sehabis bekerja atau latihan. Kalaupun kita dapat melakukan ibadah tersebut, tetapi dalam menjalaninya kita tidak fokus alias tidak khusyu dengan kata lain hanya menjalankan kewajiban saja. Pikiran kita seringkali melayang-layang memikirkan masalah-masalah yang sedang kita hadapiketika sedang ibadah. Bagi para maniak Karate ibadah puasa mungkin sangat ditakuti karena membuat tubuh lemas dan dehidrasi, sehingga latihannya tidak maksimal. Tulisan ini sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada sesama Karateka agar  dapat menyeimbangkan antara  aktivitas  spritual berupa ibadah dengan aktivitas jasmani yaitu latihan karate. Sekilas kelihatannya antara latihan Karate dan ibadah itu sendiri tidak ada kaitannya alias berdiri sendiri-sendiri. Namun kalau kita kaji lebih dalam terdapat kaitan yang  sangat erat antara ibadah dan Latihan Karate. Ibadah sebenarnya membantu performa Karate kita agar menjadi baik, lebih baik bahkan sangat baik. Apalagi bagi orang yang sibuk, ibadah yang benar dapat membantu pengelolaan energi anda seingga anda dapat tetap terus melatih karate anda. Untuk lebih jelasnya mengapa ibadah sangat membantu performance Karate kita, maka sebaiknya kita flashback sedikit dulu kebelakang tentang sejarah masa lampau tentang kisah  Bodhidharma  yang melakukan perjalanan ke Tiong kok dalam rangka untuk menyebarkan agama Budha. Dalam melakukan misinya seringkali biksu-biksu yang membantunya terserang penyakit akibat lemahnya fisik mereka . Tidak hanya itu saja, mereka juga sering mendapat perlakuan tidak semena-mena dari orang-orang jahat. Maka dari itu Bodhidharma melatih mereka dengan ilmu beladiri agar fisik mereka kuat (tidak gampang sakit-sakitan) dan dapat membela diri mereka dari serangan orang-orang  jahat. Walhasil kemudian aguama Budha telah banyak berkembang di Asia, itu karena keberhasilan para biksu dalam menghadapi segala tantangan, gangguan, dan cobaan. Gangguan dalam arti adalah orang-orang jahat yang mau mencelakai para biksu tersebut secara fisik, namun karena para biksu tersebut memadukan kekuatan unsur spiritual yaitu ibadah dan kekuatan fisik yaitu berlatih beladiri menjadi satu kekuatan yang sangat dashyat, maka dengan  mudah para biksu tersebut dapat mengalahkan orang-orang jahat yang menindas mereka. Dari hal tersebut terlihat bahwa ilmu seni beladiri itu sebenarnya lahir dari spiritualitas, dan spiritualitas mendukung ilmu beladiri. Para biksu itu dalam melatih spiritualnya juga sama seperti kita (umat muslim) mereka menyembah Tuhan, melakukan ritual doa dan dzikir juga  berpuasa,  mereka adalah seorang Kultivator tulen (yakni seorang yang terus menerus memperbaiki dan menempa diri dengan melepas segala nafsu dan pikiran buruk dalam kehidupannya sehari-hari). Dalam kaitannya dengan ibadah sehari-hari yang kita jalani ini, aktivitas spiritual yang dilakukan para biksu tersebut tentunya membawa inspirasi ke kita agar kita lebih giat lagi dalam menjalankan ibadah.  Dalam hal ini penulis lebih fokus untuk menyoroti ibadah umat Muslim saja. Ketika kita sedang melakukan ibadah shalat pada hakekatnya kita melakukan komunikasi dengan Allah, mengarahkan semua pikiran hanya pada Allah, berserah diri kepada Allah, menjauhi sejenak dari hal-hal yang bersifat  duniawi. Boleh dibilang melakukan shalat adalah sebuah peristirahatan sementara  yang tenang dan damai dari seluruh aktivitas duniawi yang sangat melelahkan otak,pikiran dan fisik termasuk pekerjaan kantor dan latihan Karate.   Kenapa dibilang peristirahatan? Karena dengan shalat sebenarnya kita memerdekakan otak dan pikiran kita dari berbagai macam fikiran-fikiran negatif yang membelenggu berupa rasa cemas, stress, takut, merasa direndahkan, dicemooh, diejek, dan urusan-urusan yang berkaitan dengan pekerjaan kantor dan rumah tangga. Pikiran kita hanya tertuju/fokus dengan Tuhan/Allah saja tanpa memikirkan pikiran yang lain (negatif). Karena pikiran-pikiran yang negatif dapat menyedot seluruh energi kita sampai habis yang menyebabkan kelelahan fisik  yang amat sangat. Tentunya kita tidak mau jika kita kelelahan bukan? Sebab kalau kita lelah kita tidak bisa latihan Karate disela-sela kesibukan kita alias kita tidak bisa memanage waktu kita untuk latihan Karate karena faktor kekelahan.Agar pikiran kita dapat terbebas dari berbagai macam fikiran negatif tentunya kita harus fokus/khusu dalam menjalankan ibadah. Pikiran yang khusu menghasilkan jiwa yang tenang,  kondisi  badan yang fresh dan dapat memulihkan stamina yang drop. Dampak lain dari hasil pikiran yang khusu setelah beribadah adalah kita dapat melakukan latihan Karate dengan maksimal (dengan fisik yang kuat tentunya), hal ini disebabkan karena  kondisi stamina kita yang kembali pulih akibat dikosongkannya semua pikiran kita dari segala macam pikiran-pikiran yang negatif. Ibadah dan Puasa  dapat memelihara diri kita dari segala macam hawa nafsu yang bersifat negatif. Sedangkan hawa nafsu yang negatif tersebut sifatnya adalah merusak segala energi dan performance Karate  kita. Dengan Puasa kita dapat lebih menyeimbangkan kesehatan tubuh kita, pikiran kita lebih tajam dalam belajar dan mengasah ilmu, indra keenam kita juga menjadi lebih tajam dan lebih sensitif dan masih banyak keuntungan lain yang didapat dari puasa yang tidak bisa dijelaskan lebih rinci dan lebih detail disini (anda dapat men searchingnya di google).  Intinya dengan melakukan ibadah dan puasa yang benar dapat melipatgandakan energi kita sehingga pada akhirnya kinerja Karate kita juga akan lebih baik. Keuntungan lain yang didapat dari beribadah dan puasa adalah kita dapat menjaga diri kita dari berbagai macam perbuatan dosa, seperti berlaku sombong, mengajak berkelahi, membuat keributan, menyalahgunakan kemampuan Karate untuk hal-hal yang tidak terpuji dan lain sebagainya. Selain perbuatan dosa tersebut dapat memakan enerji positif dari kita sendiri juga sangat menyalahi filosofi dari Karatedo itu sendiri. Jadi sebenarnya melakukan ibadah baik itu shalat dan puasa sebenarnya lebih membantu kita dalam mengamalkan filosofi Karatedo itu sendiri. Jadi seharusnya tidak ada alasan lagi bagi para karateka untuk meninggalkan ibadahnya karena faktor kecapekan, malas ataupun karena sibuk.


Artikel ini ditulis oleh karate Harmoni sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar