Lahirnya ilmu
Seni beladiri di India
Sebelum kita membahas tentang terbentuknya ilmu seni
beladiri Karate di kepulauan Ryuku di Okinawa, sebaiknya kita mengetahui
asal-muasal lahirnya ilmu seni beladiri itu sendiri. Jika ditilik dari catatan
sejarah yang ada, bahwa ilmu seni beladiri mulai ada dan berkembang sebelum
abad 20 sebelum Masehi atau lebih dari
4000 tahun yang lalu. Pada tahun tersebut bangsa/ras Aria yang berasal dari
suku – suku yang buas namun cerdas di daerah padang rumput Eropa Timur &
Asia Tengah mulai melakukan penyerbuan ke arah selatan yang lebih subur. Persia
serta anak benua Hindustan di Asia (kini India & Pakistan) yang
makmur adalah sasaran utamanya.Dengan kemampuan teknik berperang yang tinggi
dan penuh kedisplinan dalam tempo sekejap mereka berhasil
menaklukkannya dan lalu mendirikan negara dengan golongan mereka sebagai kaum
penguasa yang mengatur kehidupan bangsa/ras Dravida yang merupakan
penduduk asli. Inilah yang menjadi cikal bakal sistem kasta dalam agama Hindu
di India sampai saat ini. Ras Aria umumnya memposisikan dirinya dalam kasta
Ksatrya (kaum bangsawan militer) karena hal itu sesuai dengan keahlian
turun temurun yang mereka bawa. Di penghujung abad 10 SM terjadi banyak peperangan
diantara sesama kerajaan – kerajaan ras Aria di wilayah barat
India yang diabadikan dalam dua epos besar yaitu Mahabharata-Bharatayuda &
Ramayana.Dalam dua epos ini banyak sekali dipaparkan secara mendetail
mengenai teknik maupun nasehat moralitas dalam medan laga yang dipakai para
Ksatrya dalam pertempuran yang mereka jalani (lihat Bhagavad Gita ).
Kurang lebih lima ratus
![]() |
Perang Baratayudha dalam kisah Epic Mahabharata |
tahun kemudian agama Budha lahir dan memberikan semacam
tuntunan kejiwaan yang lebih bersifat menolak akan kekerasan
maupun aturan tentang kasta.Terkombinasi dengan ajaran Budha, teknik
pertarungan primitif lokal bangsa Dravida yang terinspirasi gerakan binatang yang
sering dijumpai di India (harimau, gajah, singa, beruang, ular, elang, dsb) &
terakhir lewat proses waktu , maka metode pertempuran itupun menghasilkan sebuah rangkuman
pengetahuan kuno yang disebut Mallavidya (Malla = peperangan /
pertempuran , Vidya = pengetahuan – bahasa Sanskerta ) ; yang berisikan sekumpulan petunjuk
taktik pertempuran yang disertai semacam kode disiplin moral sederhana bagi para
Ksatrya ; yang mana dalam perkembangannya kemudian ia mempunyai banyak cabang
dalam hal penerapannya di medan perang yaitu baik dengan senjata maupun
tanpa senjata. Cabang yang mengkhususkan diri pada teknik tanpa
senjata disebut Vajramusthi (Vajra = halilintar / petir , Musthi =
pukulan / tinju / kepalan ), dimana jejaknya pada saat ini masih bisa ditelusuri pada negara – negara
bagian di wilayah India bagian Selatan yaitu Kerala, Malabar dan Tamil Nadu. Kini
ia disebut sebagai Verumkai Prayogam (verum = hanya , kai = tangan ,
prayogam = menggunakan / penggunaan), sebuah metode pertarungan tangan kosong yang merupakan
salah satu cabang dari seni beladiri Kalaripayat / Kallarippayattu.
Di luar wilayah India ia pun
![]() | |
Beladiri Tangan kosong Vajramusthi |
berkembang pesat, dibawa para penyebar agama Hindu dan
Budha dari India kemanapun mereka pergi dan menetap. Setelah disesuaikan dengan faktor lokal yang telah lebih
dulu ada ( yaitu fisik manusianya secara umum, alam dan cuaca yang menjadi
lingkungan , serta adat dan budaya sebagai hasil proses perkembangan peradaban ) maka ia pun
bertransformasi dalam banyak variasi yang dalam tampilannya tetap memiliki
ikatan kuat dalam hal
![]() |
Beladiri Tangan Kosong Verumkai Prayogam |
substansi dasar dengan cikal bakalnya di India
tersebut.Pencak Silat di Indonesia & Muay-Thai di Thailand adalah dua buah
contoh kasus yang sangat menarik untuk dikaji lebih jauh keberadaannya dari sudut
pandang sosio-historis yang menyeluruh.
Link ke Seni Beladiri Verumkai Prayogam: http://www.vallabhattakalari.com/verumkai-prayogam.php
bersambung...........................
Sumber: Artikel diambil dari buku-buku PBFORKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar