Minggu, 25 November 2012

Sejarah Ilmu Seni Beladiri Karate bagian 1

Lahirnya ilmu Seni beladiri di India

Sebelum kita membahas tentang terbentuknya ilmu seni beladiri Karate di kepulauan Ryuku di Okinawa, sebaiknya kita mengetahui asal-muasal lahirnya ilmu seni beladiri itu sendiri. Jika ditilik dari catatan sejarah yang ada, bahwa ilmu seni beladiri mulai ada dan berkembang sebelum abad  20 sebelum Masehi atau lebih dari 4000 tahun yang lalu. Pada tahun tersebut bangsa/ras Aria yang berasal dari suku – suku yang buas namun cerdas di daerah padang rumput Eropa Timur & Asia Tengah mulai melakukan penyerbuan ke arah selatan yang lebih subur. Persia serta anak benua Hindustan di Asia (kini India & Pakistan) yang makmur adalah sasaran utamanya.Dengan kemampuan teknik berperang yang tinggi dan penuh kedisplinan dalam tempo sekejap mereka berhasil menaklukkannya dan lalu mendirikan negara dengan golongan mereka sebagai kaum penguasa yang mengatur kehidupan bangsa/ras Dravida yang merupakan penduduk asli. Inilah yang menjadi cikal bakal sistem kasta dalam agama Hindu di India sampai saat ini. Ras Aria umumnya memposisikan dirinya dalam kasta Ksatrya (kaum bangsawan militer) karena hal itu sesuai dengan keahlian turun temurun yang mereka bawa. Di penghujung abad 10 SM terjadi banyak peperangan diantara sesama kerajaan – kerajaan ras Aria di wilayah barat India yang diabadikan dalam dua epos besar yaitu Mahabharata-Bharatayuda & Ramayana.Dalam dua epos ini banyak sekali dipaparkan secara mendetail mengenai teknik maupun nasehat moralitas dalam medan laga yang dipakai para Ksatrya dalam pertempuran yang mereka jalani (lihat Bhagavad Gita ). Kurang lebih lima ratus
Perang Baratayudha dalam kisah Epic Mahabharata
 tahun kemudian agama Budha lahir dan memberikan semacam tuntunan kejiwaan yang lebih bersifat menolak akan kekerasan maupun aturan tentang kasta.Terkombinasi dengan ajaran Budha, teknik pertarungan primitif lokal bangsa Dravida yang terinspirasi gerakan binatang yang sering dijumpai di India (harimau, gajah, singa, beruang, ular, elang, dsb) & terakhir lewat proses waktu , maka metode pertempuran itupun menghasilkan sebuah rangkuman pengetahuan kuno yang disebut Mallavidya (Malla = peperangan / pertempuran , Vidya = pengetahuan – bahasa Sanskerta ) ; yang berisikan sekumpulan petunjuk taktik pertempuran yang disertai semacam kode disiplin moral sederhana bagi para Ksatrya ; yang mana dalam perkembangannya kemudian ia mempunyai banyak cabang dalam hal penerapannya di medan perang yaitu baik dengan senjata maupun tanpa senjata. Cabang yang mengkhususkan diri pada teknik tanpa senjata disebut Vajramusthi (Vajra = halilintar / petir , Musthi = pukulan / tinju / kepalan ), dimana jejaknya pada saat ini masih bisa ditelusuri pada negara – negara bagian di wilayah India bagian Selatan yaitu Kerala, Malabar dan Tamil Nadu. Kini ia disebut sebagai Verumkai Prayogam (verum = hanya , kai = tangan , prayogam = menggunakan / penggunaan), sebuah metode pertarungan tangan kosong yang merupakan salah satu cabang dari seni beladiri Kalaripayat / Kallarippayattu. Di luar wilayah India ia pun
Beladiri Tangan kosong Vajramusthi  
berkembang pesat, dibawa para penyebar agama Hindu dan Budha dari India kemanapun mereka pergi dan menetap. Setelah disesuaikan dengan faktor lokal yang telah lebih dulu ada ( yaitu fisik manusianya secara umum, alam dan cuaca yang menjadi lingkungan , serta adat dan budaya sebagai hasil proses perkembangan peradaban ) maka ia pun bertransformasi dalam banyak variasi yang dalam tampilannya tetap memiliki ikatan kuat dalam hal
Beladiri Tangan Kosong Verumkai Prayogam
substansi dasar dengan cikal bakalnya di India tersebut.Pencak Silat di Indonesia & Muay-Thai di Thailand adalah dua buah contoh kasus yang sangat menarik untuk dikaji lebih jauh keberadaannya dari sudut pandang sosio-historis yang menyeluruh. 

Link ke Seni Beladiri Verumkai Prayogam: http://www.vallabhattakalari.com/verumkai-prayogam.php


 bersambung...........................


Sumber: Artikel diambil dari buku-buku PBFORKI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar